Rossi Mesti Menang Juga, Marquez-Vinales Tak Seperti Juara Dunia

Selasa, 25 April 2017 - 13:40 WIB
Rossi Mesti Menang Juga, Marquez-Vinales Tak Seperti Juara Dunia
Rossi Mesti Menang Juga, Marquez-Vinales Tak Seperti Juara Dunia
A A A
AUSTIN - MotoGP Austin adalah benteng Marc Marquez (dan Honda), yang mana pada lomba edisi 2017 kembali dia menangkan, itu merupakan kemenangan kelimanya secara beruntun di sana via lima pole. Namun di saat Si Bayi Alien menaklukkan Texas, Valentino Rossi justru muncul sebagai pimpinan klasemen baru, tentunya berkat raihan finis posisi kedua yang keluar dari campuran kecerdasan serta konsistensi atas Dani Pedrosa.

Di kubu Yamaha, sisi lain koin mereka diwakil oleh Maverick Vinales, yang harus berakhir di tepi lintasan setelah mengaspal kurang dari tiga putaran. Sementara Ducati tidak dapat melakukan apapun selain menjilati luka-lukanya setelah penampilan yang jauh dari ekspektasi.

Itulah sepenggal kesimpulan yang dilaporkan oleh pengamat senior MotoGP, Carlo Pernat, dari obsevasinya atas akhir pekan lomba MotoGP Austin 2017. Berikut petikan wawancaranya dengan GPOne.
Salah satu momen lomba MotoGP Austin 2017. (Foto-Michelin) 2
Akhir pekan seperti apakah MotoGP Austin 2017?
“Kita bisa mengatakan bahwa ketika ada dua orang saling adu argumentasi, orang yang ketiga justru jadi pemenang. Bila ada terlalu banyak ayam jantan di kandang, beberapa diantaranya akan lenyap begitu saja.”

“Kedua orang yang berdebat itu jelas adalah Marquez dan Vinales, yang telah menjadi rival bebuyutan sejak kecil, mereka bahkan tidak saling menyapa di paddock. Persaingan di antara mereka terus berlanjut dan bahkan levelnya meningkat.”

“Kejatuhan masing-masing dari mereka di Argentina dan Austin benar-benar signifikan (pengaruh ke klasemen sementara). Tapi membuat dua kesalahan seperti itu (mudah terjatuh), pastinya bukan dari seorang yang akan jadi juara dunia.”

Sementara itu Valentino Rossi kini memimpin klasemen sementara?
“Vale jadi orang yang aneh musim ini. Dia tidak akan secepat dua rivalnya, sebagian karena usianya, tetapi dia pintar dan cerdas. Sekarang gilirannya, karena dia harus mulai memenangkan balapan (juga) dan dia tidak bisa selalu puas finis di tempat kedua atau ketiga.”

“Di Eropa dia memiliki sejumlah trek favorit. Ingat bahwa di dalam balapan basah, dia lebih kompetitif dari Maverick. Sedangkan Marc terlalu banyak terjatuh musim ini, khususnya dalam latihan (bebas). Saya tidak mengerti saat dia mengatakan motor Hondanya tidak cepat, karena yang lain terlihat tidak begitu berbeda.”

Bagi tim Ducati, MotoGP Austin 2017 adalah lomba yang harus segera dilupakan?
“Saya pikir ada sedikit kekecewaan, terlepas dari kenyataan bahwa baru ada tiga lomba yang berlangsung musim ini. Mereka bertaruh segalanya pada (Jorge) Lorenzo, tetapi mungkin mengganti pembalap seperti (Andrea) Iannone terlalu cepat.”

“Padahal tahun lalu motornya kompetitif, sekarang sepertinya sudah mundur selangkah. Mungkin mereka lebih fokus pada mesin daripada aerodinamika dan sasis. Larangan pada winglet benar-benar pukulan telak bagi Ducati. Kini mereka mesti segera mencari solusinya.”

Kita melihat Iannone finis di 10 besar. Tanggapan Anda?
“Penampilannya positif bersama Suzuki. Dia menggunakan potensi yang ada padanya. Mungkin finis di depan Lorenzo ada sedikit kepuasan baginya.”

Soal penalti 0,3 detik buat Rossi?
“Sejujurnya saya tidak mau tahu tentang itu. Keputusan ini pastinya bisa menimbulkan preseden (tidak bagus). Saya harap MotoGP tidak mengikuti peraturan F1, di mana risikonya adalah hal itu akan menjadi membosankan bagi para penggemarnya.”
(sbn)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4212 seconds (0.1#10.140)